Masakan Ibuku dan Istriku

Seorang pengunjung warung sedang memilih sayur di kompleks Pasar Pahing Desa/Kecamatan Gumelar Banyumas beberapa waktu lalu (Foto pribadi Susanto)

"SEPERTI masakan ibuku," Spontan lelaki itu menuliskan status Whats App di ponsel pintarnya. 

Masakan ibu warung makan di pasar kecil embuatnya terbang mengarungi rasa. Lidahnya bergoyang, pikirannya berlari menelusuri memori-memori masa kecil. 

Sungguh makanan yang tak seberapa mahal bagi pekerja kontrak itu sungguh membuatnya bahagia. 

"Tak seperti masakan istrimu ya!" Beberapa saat kemudian muncul balasan dari status WA itu. Ia sangat mengenali siapa pengirim pesan itu. 

Ibu dari anak-anaknya. Istrinya sendiri. Sontak membaca itu, kebahagiannya buyar berganti menjadi rasa bersalah. Tak sengaja, bahkan tak ada maksud baginya untuk membandingkan wanita. Perempuan yang melahirkannya dengan perempuan yang melahirkan benih-benihnya. 

Secepat kilat ia hapus status itu. Meskipun pastilah status itu tak akan terhapus di pikiran istrinya. Ia pasti akan ingat ketika suatu saat status itu akan diungkit oleh istrinya lagi.

 Ia berharap istrinya lupa. Padahal ia tahu kalau perempuan bukanlah seorang pelupa, sebagaimana ia selalu ingat rasanya masakan perempuan yang telah melahirkannya. * (Susanto-)


sastrapinggiran.id Web blog ini adalah ruang inklusif untuk dokumentasi karya literasi yang dikelola Komunitas Sastra Pinggiran. Anda bisa bertanya dan berbagi kiriman karya baik cerpen, cerkak, puisi, guritan, esai bisa dikirim ke : red.sastrapinggiran@gmail.com

Belum ada Komentar untuk "Masakan Ibuku dan Istriku"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel